MANOKWARI, Kumparanpapua.com – Bupati Manokwari, Hermus Indou, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Manokwari akan meninjau ulang rencana relokasi warga terdampak banjir di kawasan Kali Wariori. Hal ini disampaikan Bupati Hermus di hadapan awak media, menanggapi persoalan banjir yang terus melanda kawasan permukiman warga.
Menurut Hermus, penanganan relokasi warga tidak bisa dilakukan secara sembarangan mengingat kompleksitas adat dan budaya yang berlaku di wilayah Kabupaten Manokwari.
“Pemerintah harus membicarakan ulang rencana relokasi ini. Kita tidak bisa sembarangan karena sistem adat dan budaya di sini sangat kuat. Kalau pun relokasi dilakukan, harus ada penetapan lokasi oleh pemerintah, kajian menyeluruh dari berbagai aspek, dan melibatkan akademisi,” ujar Hermus, Selasa (16/7).
Selain relokasi, Pemkab Manokwari juga tengah fokus pada upaya jangka pendek dan panjang dalam menangani banjir di wilayah Kali Wariori.
“Saat ini kita sedang mengendalikan luapan air dengan melakukan normalisasi di titik-titik kritis yang terdampak banjir. Untuk jangka panjang, Kali Wariori harus dinormalisasi secara menyeluruh sepanjang 9 kilometer,” jelasnya.
Hermus menyebutkan, normalisasi ini membutuhkan biaya besar dan pemerintah daerah tengah mengupayakan dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
“Material sungai yang dikeruk akan dibuang ke arah timur dan barat, sepanjang 9 kilometer. Kita juga pastikan luasan Daerah Aliran Sungai (DAS) cukup memadai agar bisa menampung air saat musim hujan,” tambahnya.
Ia menuturkan, salah satu permasalahan utama yang memperparah banjir adalah pendangkalan sungai akibat sedimentasi material dari hulu.
“Ada aktivitas penambangan di hulu yang menyebabkan material terbawa arus saat hujan deras, menumpuk di hilir, dan memperparah pendangkalan. Ini tantangan yang harus kita selesaikan secara komprehensif,” tutup Bupati. (KP/03)














