MANOKWARI,Kumparanpapua.com– Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Papua Barat dalam menunjuk calon yang akan bertarung di pemilu 2024 mendatang sangat selektif dan salah satu yang menjadi perhatian Partai Hanura adalah soal status mantan Narapidana (Napi).
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris DPD Partai Hanura Papua Barat, Jhon Dimara dalam konfrensi persnya usai mendampingi Ketua DPD Hanura mendaftar di Kantor KPU Papua Barat, Kamis (11/5).
Menurutnya, sesuai arahan ketua DPP Hanura, sejak awal partai mereka tidak memberi ruang kepada mantan terpidana dalam pencalonan. “Pesan ketua umum, jangan membuat PR di kemudian hari dengan merekrut orang yang salah”ujarnya.
Kendati demikian, Dimara mengakui sulitnya mencari figur untuk dicalonkan sebagai anggota legislatif, apalagi dengan banyaknya peserta pemilu maka sangat susah mendapatkan calon. “Itu terjadi baik di tingkat kabupaten, provinsi sampai pusat,” kata Dimara.
Sementara itu, Ketua DPD Hanura Papua Barat, Albertina Mansim mengaku optimis partainya bisa mendapatkan lima kursi pada pemilu mendatang. Dia bahkan yakin di tingkat provinsi, Partai Hanura bisa mendapatkan satu fraksi.
“Saat ini memang banyak partai. Tapi kami yakin bisa mendapatkan lima kursi. Target satu fraksi. Begitu juga di kabupaten dan kota.Harapannya bisa mendapatkan masing-masing satu kursi. Kalau lebih itu lebih baik. Mimpi saja dulu. Nanti kita main di 14 Februari 2024,” kata Albertina.
Salah satu petahana DPR Papua Barat ini mengungkapkan, selain dirinya saat ini Partai Hanura juga mengusung sejumlah nama potensial sebagai pendulang suara. Beberapa nama itu merupakan petahana yang diyakini mampu kembali melenggang sebagai anggota dewan.
Usai diperiksa, berkas yang diajukan DPD Hanura Papua Barat dinyatakan lengkap oleh KPU Papua Barat.(KP/02)