MANOKWARI, Kumparanpapua.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan dalam sosialisasi yang digelar di Asrama Mahasiswa Sorong, Distrik Amban, Manokwari, pada Senin (2/6/2025). Program ini merupakan langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah Papua.
Acara tersebut dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Obet Rumbruren, Anggota DPRK Manokwari Trisep Kambuaya, serta perwakilan dari Badan Gizi Nasional (BGN), Muhammad Suhud.
Dalam sambutannya, Obet Rumbruren menegaskan komitmennya untuk mendukung implementasi program MBG, terutama di Tanah Papua yang sempat menimbulkan polemik. Ia menyebut program ini merupakan inisiatif pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mencerdaskan generasi bangsa, termasuk ibu hamil dan menyusui.
“Program makan bergizi gratis ini bertujuan mencerdaskan anak-anak Indonesia. Pendidikan dan kesehatan harus jadi prioritas utama di Papua. Alokasi dana APBN, APBD, hingga dana khusus perlu dipisahkan secara jelas untuk dua sektor vital ini,” ujar Obet.
Obet juga membagikan pengalamannya membantu masyarakat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan melalui perannya di Komisi IX DPR RI.
Sementara itu, perwakilan BGN, Muhammad Suhud, memaparkan bahwa saat ini baru terdapat empat dapur gizi aktif di Papua Barat, semuanya berada di wilayah perkotaan. Padahal, target pemerintah adalah membangun 16 dapur gizi di provinsi tersebut.
Menurut Suhud, keterbatasan tersebut disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai standar dan kewajiban operasional dapur gizi, yang idealnya melayani antara 3.000 hingga 4.000 penerima manfaat. BGN sendiri membagi dapur ke dalam tiga kategori: Dapur Mandiri, Dapur Mitra BGN, dan Dapur yang Dibangun oleh BGN.
Sejak dibentuk pada 8 Agustus 2024, BGN telah mengoperasikan hampir 1.700 dapur gizi di seluruh Indonesia dan menargetkan 82 juta penerima manfaat tahun ini. Selain itu, sebanyak 32.000 Kepala Dapur SPPG tengah dilatih dan ditargetkan selesai pada Agustus 2025.
“Anggaran BGN tahun ini mencapai Rp 71 triliun, dengan tambahan di semester kedua. Untuk tahun depan, kami mendapat alokasi Rp 261 triliun. Sasaran program meliputi peserta didik dari PAUD hingga pesantren, ibu hamil, menyusui, dan anak balita,” ungkap Suhud.
Ia juga menekankan pentingnya edukasi tentang gizi, pola makan sehat, serta pemanfaatan bahan pangan lokal dan pemberdayaan UMKM. Setiap dapur akan mempekerjakan 45–50 relawan lokal dengan gaji harian.
Trisep Kambuaya, Anggota DPRK Manokwari, dalam kesempatan itu menyoroti keterbatasan pelaksanaan program MBG di sekolah-sekolah Kabupaten Manokwari. Ia berharap perhatian dan bantuan lebih dari pemerintah pusat agar program ini dapat menjangkau wilayah pelosok.
“Program ini adalah bentuk nyata niat baik pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk di Manokwari. Kami berharap program ini bisa menjangkau hingga kampung-kampung, termasuk Distrik Amban yang memiliki potensi besar sebagai pusat distribusi,” tegas Trisep.
Meskipun sempat mendapat penolakan di awal, program MBG kini mulai mendapatkan dukungan luas dari masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan di Manokwari. (KP/03)














