MANOKWARI, Kumparanpapua.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada semester I tahun 2025 sebesar 11,11 persen (c-to-c). Capaian ini menempatkan Papua Barat sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di wilayah Maluku dan Papua, dengan kontribusi terhadap perekonomian regional mencapai 13,09 persen.
Kepala BPS Papua Barat, Merry, menjelaskan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua Barat pada semester I 2025 tercatat Rp40,49 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp26,67 triliun atas dasar harga konstan.
“Pertumbuhan ekonomi Papua Barat ditopang kuat oleh sektor industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, serta administrasi pemerintahan,” ujar Merry dalam paparan resmi, Selasa (5/8/2025).
Secara sektoral, industri pengolahan menjadi penopang utama perekonomian Papua Barat dengan kontribusi sebesar 39,86 persen, disusul pertambangan dan penggalian sebesar 25,60 persen, serta administrasi pemerintahan sebesar 8,57 persen.
Ketiga sektor tersebut juga mencatatkan pertumbuhan positif pada semester I 2025. Industri pengolahan tumbuh paling tinggi sebesar 16,7 persen, diikuti sektor pertambangan dan penggalian 13,1 persen, serta informasi dan komunikasi sebesar 12,1 persen.
Sebagai sumber pertumbuhan, industri pengolahan menyumbang 7,05 persen, pertambangan dan penggalian 3,16 persen, serta perdagangan besar dan eceran 0,27 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi Papua Barat.
Ekspor Barang dan Jasa Mendominasi
Dari sisi pengeluaran, struktur PDRB Papua Barat didominasi oleh ekspor barang dan jasa dengan kontribusi mencapai 89,86 persen. Disusul oleh konsumsi rumah tangga sebesar 18,1 persen dan konsumsi pemerintah sebesar 11,95 persen.
Pertumbuhan tertinggi juga dicapai oleh ekspor barang dan jasa yang tumbuh 20,73 persen, diikuti konsumsi pemerintah 5,69 persen, dan konsumsi rumah tangga 5,55 persen.
Komponen ekspor menjadi sumber pertumbuhan terbesar dari sisi pengeluaran, dengan kontribusi 19,69 persen, disusul konsumsi rumah tangga 1,03 persen.
Merry menambahkan, capaian ini menunjukkan tren pemulihan dan penguatan ekonomi Papua Barat secara konsisten.
“Kinerja positif ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat posisi Papua Barat dalam pembangunan regional,” pungkasnya. (KP/03)