MANOKWARI, Kumparanpapua.com — Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Obet Rumbruren, menghadiri kegiatan sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) di Balai Desa Abreso, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, pada Selasa, 3 Juni 2025.
Kegiatan ini menjadi momen penting untuk mempererat silaturahmi antara wakil rakyat dan masyarakat, sekaligus memberikan pemahaman mendalam tentang program strategis nasional MBG.
Dalam sambutannya, Obet Rumbruren menyampaikan bahwa meskipun dirinya tidak berlatar belakang kesehatan, penugasan di Komisi IX yang membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, BPJS, serta program MBG dan BKKBN, merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk kemajuan Papua.
“Ini kesempatan untuk orang Papua dan kesempatan untuk Papua Barat, khususnya Manokwari, bagaimana Tuhan mau membuat sesuatu yang ajaib di mata kita,” ujar Obet.
Ia juga menyoroti pentingnya peran Komisi IX dalam mengatasi berbagai persoalan kesehatan di daerah, termasuk kemudahan akses layanan kesehatan melalui BPJS. Obet menegaskan komitmennya untuk membantu masyarakat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan, bahkan hingga menghubungi langsung pihak rumah sakit.
Terkait program MBG, Obet mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyambutnya sebagai upaya mencerdaskan generasi bangsa.
“Mari kita jemput program pemerintah yang dijelaskan oleh Prabowo Subianto, Presiden terpilih, untuk bagaimana mencerdaskan anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tidak terkecuali anak Papua,” tegasnya.
Perwakilan dari Badan Gizi Nasional, Erdiansyah dan Muhammad Suhud, turut memberikan penjelasan rinci tentang program ini. Mereka menjelaskan bahwa tujuan utama BGN adalah membentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas melalui asupan gizi seimbang.
“Kami menganggap bahwa SDM yang berkualitas merupakan modal utama untuk mewujudkan Indonesia Emas,” kata Erdiansyah.
Program MBG menyasar dua kelompok penerima manfaat, yaitu:
1.Peserta didik: mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, SLB, santri, dan sekolah keagamaan lainnya.
2.Non-peserta didik: ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Program ini juga sejalan dengan agenda BKKBN dalam menekan angka stunting.
Muhammad Suhud menambahkan, saat ini sudah ada dua dapur sehat yang beroperasi di Kabupaten Manokwari Selatan, yakni di Distrik Oransbari dan Ransiki.
“BGN sedang dalam proses pendataan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat dan kebutuhan dapur di distrik-distrik lainnya,” jelasnya.
Terkait pendirian dapur, BGN membaginya ke dalam tiga tipe:
1.Tipe Mandiri: Dibangun dan dioperasikan oleh masyarakat. BGN menanggung biaya setelah dapur terverifikasi.
2.Tipe Mitra: Dibangun oleh mitra seperti pemerintah daerah, kementerian/lembaga, atau institusi seperti TNI/Polri.
3.Tipe BGN: Dibangun langsung oleh Badan Gizi Nasional. (KP/03)