MANOKWARI, Kumparanpapua.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat bahwa pada Juni 2025 terjadi inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 0,58 persen. Angka ini menunjukkan pembalikan arah setelah sebelumnya mengalami deflasi pada Mei 2025.
Kepala BPS Papua Barat, Merry, menjelaskan bahwa secara tahunan (year-on-year/y-o-y), Papua Barat justru mengalami deflasi sebesar 0,67 persen. Sementara inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) tercatat sebesar 0,67 persen.
“Penyumbang utama inflasi Juni 2025 secara bulanan berasal dari kelompok transportasi, terutama tarif angkutan udara dan sepeda motor, dengan andil inflasi mencapai 0,29 persen,” ujar Merry.
Beberapa komoditas yang mendorong inflasi bulanan (m-to-m) antara lain: Ikan cakalang: 0,35 persen ,Tarif angkutan udara: 0,34 persen ,Tomat: 0,07 persen ,Sawi hijau: 0,05 persen ,Ikan asap: 0,03 persen.
Sementara itu, sejumlah komoditas mengalami penurunan harga dan menahan laju inflasi, seperti: cabai rawit: 0,08 persen , Bensin: 0,05 persen , Kangkung , Ikan kakap merah ,Bawang putih.
Merry juga menyoroti bahwa meskipun terjadi inflasi secara bulanan, secara tahunan Papua Barat masih mengalami deflasi sebesar 0,67 persen.
“Deflasi tahunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil deflasi sebesar 1,41 persen,” jelasnya.
Komoditas penyumbang utama deflasi tahunan antara lain: Tomat: 0,41 persen , Cabai rawit: 0,21 persen , Bawang putih: 0,13 persen , Kangkung: 0,11 persen ,Bensin: 0,18 persen. (KP/03)