MANOKWARI, Kumparanpapua.com- Angka prevalensi Stunting di Kabupaten Manokwari terbilang tinggi dan masih tercatat di angka 22,6% dan untuk mencapai target 14% pada tahun 2024 kita punya waktu kurang lebih 2 tahun.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil bupati Manokwari, Drs Edi Budoyo pada saat membuka kegiatan sosialisasi Kelompok kerja (Pokja) tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dan tim pendamping keluarga (TPK) di wilayah Distrik dan Kampung di Balai Kampung Sumber Boga, Masni dan Balai Pertemuan Distrik Sidey , Kamis (19/1/2023).
Pihaknya menghimbau kepada Kepala Puskesmas, bidang Desa, petugas gizi, petugas lapangan bersama dengan kader Posyandu dan tim pendamping keluarga (TPK) untuk dapat bekerja sama melakukan pendataan bagi bayi dan balita yang berpotensi stunting.
“Ini merupakan tantangan besar namun harus kita hadapi bersama” kata Budoyo.
Kepada kepala distrik untuk memfasilitasi serta mengkoordinir desa dan kelurahan serta memastikan kegiatan untuk penurunan stunting di tingkat kampung/kelurahan, dana desa dapat digunakan untuk kesehatan bagi ibu dan balita.
“Masa depan kita tergantung pada kolaboratif yang kita lakukan. Anak-anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan.Untuk itu kita rawat mereka dengan memantau status gizi dan kesehatan.Program yang ada di posyandu diharapkan dapat berguna bagi para ibu untuk lebih memperhatikan kesehatan anak dan keluarga” imbuhnya..
Pihaknya berharap kemitraan dan sinergitas antar seluruh pemangku kepentingan dapat terus dikuatkan untuk mewujudkan Kabupaten Manokwari yang bebas dari stunting.(KP-03)