MANOKWARI, Kumparanpapua.com – Guna menghasilkan data terbaru dan akurat, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat menggelar kegiatan Sinkronisasi Data Statistik Perkebunan Angka Tetap (ATAP) 2022, Kabupaten/Kota Se-Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Rabu (5/4).
Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Produksi Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Yulianto Tri Apdani kepada awak media di sela-sela kegiatan.
“Kegiatan ini kami lakukan dua kali dalam setahun untuk penetapan angka sementara dan angka tetap berdasarkan data-data dari Kabupaten/Kota. Misalnya apakah ada perluasan penanaman, tanaman belum menghasilkan, dan indikator lainnya yang menjadi kendala dalam penyajian data sehingga menjadi satu data yang lengkap,” ujarnya.
Dijelaskannya, hasil data statistik perkebunan angka tetap (ATAP) 2022 selanjutnya akan disinkronisasikan di tingkat Nasional.
“Jadi ada levelnya, dari kecamatan setelah turun lapangan data dikumpulkan. Disinkronkan di Kabupaten lalu di sinkronkan lagi di tingkat Provinsi. Jadi yang memiliki data adalah Kabupaten/Kota. Misalnya ada perubahan data kami minta dasar surat dari kepala dinas. Hasil sinkronisasi ini kami bawa di tingkat nasional untuk kembali disinkronkan sebelum akhirnya ditetapkan,” jelas Yulianto.
Untuk diketahui, Data Statistik Perkebunan Angka Tetap (ATAP) 2021, untuk komoditas Pala berada di Kabupaten Fak-Fak dengan luas areal 17.967 Ha meliputi tanaman belum menghasilkan luas areal 5.934 ha, tanaman menghasilkan 10.304 ha dan tanaman tidak menghasilkan 1.729 ha.
Komoditas Kelapa Dalam berada di Raja Ampat dengan luas areal 10.513 ha terdiri dari 498 ha tanaman belum menghasilkan, 9.494 ha tanaman menghasilkan dan 521 ha tanaman tidak menghasilkan.
Selain itu komoditas unggulan lainnya yaitu sagu di Kabupaten Sorong dengan luas areal 1.797 ha, Kakao dengan lahan terluas di Manokwari 4.965 dan Manokwari Selatan yang memiliki luas areal 2.143 ha. Kemudian komoditas pinang lokal di Kabupaten Sorong dengan luas areal 3.67, 25 Ha, Kopi Arabika dengan luas 33,50 berada di Kabupaten Tambrauw, Komoditas Kopi Robusta di Fak-Fak dengan luas areal 70 ha.
Selain itu ada juga komoditas pengikut seperti cengkeh, Nilam, Vanili dan mete. Cengkeh di Fak-Fak luas areal 70 Ha, Kemudian Nilam di Tambrauw 115 ha, Vanili di Fak-Fak 2 Ha, Lada di Kabupaten Sorong 40 Ha namun belum menghasilkan, dan komoditas mete yang baru ditanam dan belum menghasilkan di daerah Fak-Fak dengan luas areal 2 Ha. (KP-02)